Selasa, 01 Juni 2021

JANGAN SEMBARANG GUNAKAN DOT BAYI

Pengunaan dot untuk menyusui ternyata tidak bisa sembarangan karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan komplek orofasial, demikian terungkap pada jumpa pers virtual seputar penggunaan dot pada 28 Mei 2021.

Lebih lanjut dalam jumpa pers disampaikan bahwa memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara langsung dari payudara adalah yang terbaik. Menyusu memungkinkan rahang bayi yang masih dalam proses perkembangan terbentuk sempurna melalui belajar mengisap dan menelan yang merupakan proses utama pada fase. Menyusui secara langsung dapat menstimulasi aktivitas otot-otot sekitar mulut dan lidah yang akan mempengaruhi sistem pencernaan dan pernafasan. Namun karena alasan kesehatan maupun hal lain seperti kesibukan wanita karir, bisa jadi ibu terkendala memberikan air susu secara langsung. Pada kondisi seperti ini dibutuhkannya alat bantu untuk memberikan air susu berupa botol dan dot.
Dalam jumpa pers yang dikemas dalam bentuk talkshow dengan moderator Nina Tamam tersebut, hadir Dr. Eriska Riyanti, drg., Sp.KGA(K) Dokter Gigi Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad), Citra Kirana seorang mom celebrity, Franciska Friska Julia selaku Business Unit Director Baby Huki, serta Risa Trisanti Marketing Manager Baby Huki.
Eriska Riyanti, Dokter Gigi Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Gigi Unpad mengungkapkan bahwa mekanisme mengisap bayi yang menyusu langsung dari ibu dan bayi yang menggunakan botol susu berbeda. “Si Kecil yang minum susu menggunakan alat bantu sering kali terjadi risiko seperti tersedak, kembung hingga terjadinya maloklusi, hal ini karena bentuk dot yang tidak tepat, posisi bayi menyusu, kesiapan bayi menerima aliran susu, dan intensitas mengisap dot. Fakta menunjukan bahwa anak yang tidak mendapat ASI atau tidak menyusu langsung dari ibunya cenderung mengalami tingkat keparahan maloklusi lebih tinggi dibandingkan anak yang mendapat ASI atau menyusu langsung” tambah drg. Eriska.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti dari Departemen Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Unpad pada tahun 2020 mengungkapkan bahwa risiko atau masalah yang kerap timbul dari penggunaan dot, baik jangka pendek maupun jangka panjang dapat dicegah dengan dot yang dikembangkan sesuai prinsip fisiologis yang mendukung ritmik isap atau sering diistilahkan sebagai dot ortodontik. “Dot yang didesain secara fisiologis akan memfasilitasi pergerakan lidah ke depan dan ke atas pada daerah permukaan datar dot. Aliran air susu tidak akan otomatis mengalir ke tenggorokan, bila tidak terjadi gerakan mengisap karena adanya aktivitas otot-otot lidah, pipi, dan bibir. Mekanisme tersebut tidak menimbulkan si Kecil tersedak. Dot yang didesain secara fisiologis memperlihatkan adaptasi yang baik terhadap organ-organ dan mekanisme fisiologi mengisap,” ungkap drg. Eriska yang juga sebagai Ketua Peneliti.

Puting buatan atau dot umumnya lebih kaku dan kurang fleksibel dibandingkan dengan putting payudara ibu, sehingga sulit untuk membuat tekanan terhadap atap rongga mulut. Volume dari aliran susu ditentukan terutama oleh tekstur dari dot, ukuran, dan jumlah lubang pada ujung dot. Selain itu susu akan mengalir secara terus menerus dan bayi akan kurang memiliki kontrol aliran susu, yang seringkali membuat si Kecil tersedak. “Dot Baby Huki dihadirkan sebagai salah satu bentuk komitmen Baby Huki sebagai sahabat bunda, dimana Baby Huki mengerti kebaikan dan manfaat pemberian ASI namun memahami kendala-kendala yang mungkin terjadi dalam pemberian ASI secara langsung. Dot Baby Huki mendukung ritmik isap dan lebih baik dari standar dot. Cara kerja dot Baby Huki menyerupai puting payudara ibu yang membuat si Kecil nyaman saat menggunakannya dan juga dapat membantu pertumbuhan gigi dan gusi si kecil,” demikian disampaikan oleh Franciska Puspa Julia selaku Business Unit Director Baby Huki.
Risa Trisanti, Marketing Manager Baby Huki menambahkan “Dot Orthodontic Baby HUKI tidak membuat si Kecil tersedak, kembung, apa lagi sampai merusak struktur gigi si kecil. Dengan bentuk pipih dan posisi lubang di tengah permukaan membuat aliran susu tidak menembak langsung ke tenggorokan, dan air tidak keluar saat tidak dihisap, sehingga si kecil bebas dari tersedak, anti kolik dan tidak bingung puting saat menyusu. Dot Orthodontic Baby Huki didesain sesuai dengan bentuk mulut si Kecil sehingga dapat menunjang dan merangsang pertumbuhan rahang dan gusi si kecil agar gigi tumbuh dengan sempurna.” Baby Huki, produk yang telah menemani ibu dan si Kecil selama lebih dari 30 tahun menghadirkan dot orthodontic satu-satunya dot yang memiliki hak paten merk orthodontic di Indonesia dan sudah bersertifikasi halal, sehingga si kecil dapat minum susu dengan nyaman dan ibu tidak perlu khawatir.

Di kesempatan yang sama, Citra Kirana, selebriti yang juga sosok ibu muda dengan satu orang anak berusia 9 bulan bercerita bahwa sebagai ibu yang juga memiliki kesibukan di luar rumah, dirinya selalu khawatir jika meninggalkan si kecil terlalu lama karena tidak bisa menyusui langsung, takut si kecil tidak nyaman minum susu dengan menggunakan botol. Namun setelah menggunakan dot yang tepat, Kirana merasa lebih tenang karena si kecil dapat minum susu dengan nyaman. Menurutnya ketika kembali di rumah, si kecil juga tetap mau menyusu langsung karena cara kerja dotnya mirip yang alami, jadi si kecil tidak bingung puting.
Akhirnya Nina Tamam selaku moderator menyimpulkan pertumbuhan dan perkembangan kompleks sekitar wajah, rahang dan mulut pada bayi sangat dipengaruhi oleh fase menyusui, yang umumnya dimulai dari bayi baru lahir hingga berusia dua tahun. Memberikan ASI secara langsung dari payudara ibu adalah yang terbaik, namun karena alasan kesehatan, bisa jadi ketidakmampuan ibu memberikan air susu dan ibu yang bekerja di luar rumah menyebabkan dibutuhkannya alat bantu untuk memberikan air susu. Penggunaan botol dan dot menjadi salah satu pilihan dan solusi untuk masalah tersebut. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti dari Departemen Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Unpad pada tahun 2020 mengungkapkan bahwa risiko atau masalah yang kerap timbul dari penggunaan dot, baik jangka pendek maupun jangka panjang dapat dicegah dengan dot yang dikembangkan sesuai prinsip fisiologis yang mendukung ritmik isap yaitu dot ortodontik. Baby Huki, produk yang telah menemani ibu dan si Kecil selama lebih dari 30 tahun menghadirkan dot orthodontic sebagai salah satu solusi pendukung ASI.  [Banyu Communications]

0 comments:

BERITA

ACARA

ORGANISASI

WAWASAN

OPINI

 
Hak cipta copyright © 1997-2024 Dentamedia, isi dapat dikutip dengan menyebutkan sumbernya
© free template by Blogspot tutorial